You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Karyamukti
Desa Karyamukti

Kec. Pataruman, Kota BANJAR, Provinsi Jawa Barat

Selamat datang di webiste resmi Desa Karyamukti. Mohon maaf, website masih dalam tahap pengembangan.

Rambutan Si Batulawang: Ikon Buah yang Berkilau dari Kota Banjar

Administrator 02 Agustus 2018 Dibaca 97 Kali
Rambutan Si Batulawang: Ikon Buah yang Berkilau dari Kota Banjar

Buah rambutan "Si Batulawang" telah menjelma menjadi ikon Kota Banjar, memikat hati sejumlah kota besar di Indonesia. Dengan kelahirannya 17 tahun yang lalu, rambutan ini membawa kebanggaan bagi penangkar dan produsennya, Didi Supriadi, yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Tani Berdikari Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar.

Rambutan "Si Batulawang" telah meraih sertifikasi dari Departemen Pertanian Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura pada 16 Mei 2001. Pengakuan ini telah membuktikan keberadaan dan kualitasnya selama 17 tahun, menjadi sebuah prestasi yang patut diapresiasi.

Musim panen rambutan Si Batulawang di lahan seluas 2 hektar milik Didi Supriadi menghasilkan sekitar 3 ton buah per musim. Dengan harapan agar rambutan ini dapat dikenal secara lebih luas di Kota Banjar, Didi berharap untuk melibatkan masyarakat dengan penanaman bibit rambutan Si Batulawang di area publik, seperti Taman Kota Lapang Bhakti.

Rambutan Si Batulawang memiliki ciri khusus, dengan batang berwarna putih kemerahan. Buahnya memiliki rasa manis, daging yang kering, dan kulit yang menempel pada bijinya tidak lepas saat dimakan. Bibit rambutan ini, dengan harga Rp 25 ribu, dapat dipanen setelah berusia 3 tahun, namun dengan pemeliharaan yang baik, bahkan bisa dipanen pada usia 2 tahun.

Dalam menghadapi popularitas yang terus berkembang, tokoh Pemuda Kota Banjar, H. Dian Sardiana, S.IP, menggarisbawahi pentingnya melindungi keberadaan rambutan Si Batulawang sebagai ikon khas Kota Banjar. Dukungan pemerintah dianggap krusial untuk mencegah pemalsuan dan pengakuan dari daerah lain.

Antisipasi terhadap potensi pengakuan dari daerah lain harus dilakukan sejak dini dengan dukungan penuh dari pemerintah. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar, drh. Aswin, berpendapat bahwa acara seperti Hari Krida Pertanian (HKP) dapat menjadi wadah untuk mempromosikan produk pertanian, termasuk rambutan Si Batulawang, serta memastikan keberlanjutan prestasinya.

Diharapkan bahwa melalui partisipasi dalam acara seperti HKP, rambutan Si Batulawang dapat semakin dikenal dan diapresiasi oleh masyarakat lebih luas. Agenda tahunan seperti HKP di Kota Banjar diharapkan dapat terus berlangsung, memberikan panggung bagi produk pertanian lokal untuk bersinar.

Dengan perjuangan dan keunikan yang dimilikinya, rambutan Si Batulawang menjadi lebih dari sekadar buah, tetapi sebuah warisan berharga yang patut dijaga dan dilestarikan bagi Kota Banjar.