Desa Karyamukti, hasil pemekaran dari Desa Batulawang berdasarkan Surat Keputusan Gubernur pada 7 Juni 1979, memiliki sejarah yang kaya dan penuh makna. Nama Batulawang, yang dulunya berada di Dusun Sukaharja dan sekarang dikenal sebagai Batulawang, ternyata memiliki kisah menarik dalam perjalanan pemerintahan di masa lalu.
Dulu, dalam era pemerintahan Belanda, Batulawang Kolot dijadikan tempat Kantor Pemerintahan Desa Batulawang. Namun, karena pertimbangan strategis, pusat pemerintahan kemudian dipindahkan ke sebelah selatan Sukaharja, tepatnya di Dusun Cimanggu.
Dengan terjadinya pemekaran Desa, muncullah Desa Karyamukti sebagai entitas baru. Nama ini bukan hanya sekadar label, melainkan merupakan hasil prakarsa dari tokoh masyarakat dan tanggapan positif dari warga. "Karya" dalam Karyamukti merujuk pada upaya dan kerja, sedangkan "Mukti" mengandung arti subur, makmur, sejahtera, dan mandiri.
Sebagai desa yang baru, Karyamukti dipimpin oleh Bapak Satriya, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Desa Batulawang. Visinya adalah menciptakan masyarakat yang subur, makmur, sejahtera, dan mandiri. Prinsip ini menjadi dasar bagi penduduk desa untuk aktif bekerja dan berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita tersebut.
Bapak Satriya, sebagai pemimpin pertama Desa Karyamukti pasca-pemekaran, membawa perubahan dan memberikan arah baru. Kepemimpinannya menjadi tonggak awal bagi perkembangan dan identitas desa yang baru terbentuk.
Desa Karyamukti, dengan segala sejarah dan maknanya, terus berkembang sebagai bagian integral dari Kota Banjar. Dengan semangat gotong royong dan visi untuk mencapai masyarakat yang subur dan makmur, Desa Karyamukti menandai perjalanan yang berarti dalam perwujudan cita-cita dan identitasnya. Sejarah ini menjadi bagian dari fondasi yang kuat untuk memandu masyarakatnya menuju masa depan yang lebih cerah.