Seni tari Badawang Kawung (Bakung) dari Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, memiliki potensi untuk menjadi warisan tari tradisional yang khas bagi Kota Banjar. Inspirasi utama untuk tarian ini berasal dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat yang banyak terlibat dalam industri pengrajin gula aren dan kolang kaling.
Menurut Hendy Herdiana, yang bertindak sebagai sutradara seni tari Bakung, istilah "Badawang" merujuk pada sebuah patung dengan kerangka mirip raksasa, menyerupai ondel-ondel. Sedangkan "Kawung" menggambarkan pohon aren atau kolang-kaling. Musikalitas tarian ini didukung oleh alat musik tradisional seperti kendang dan organ, yang diiringi oleh lagu khas seni Bakung.
Hendy menceritakan bahwa ide awal untuk menciptakan tarian ini muncul ketika ia sedang mencari hadiah untuk merayakan Hari Jadi Kota Banjar yang ke-12 pada tahun 2015. Selain itu, ia ingin menciptakan sebuah karya seni yang dapat melambangkan karakteristik khas masyarakat Desa Karyamukti.
Dalam proses pengembangannya, Hendy berupaya melibatkan puluhan wanita kader penggerak KB di Desa Karyamukti sebagai penari. Sementara itu, pemain kendang dan organ dipilih dari kalangan pemuda setempat. Keberhasilan mereka dalam meraih juara dalam festival budaya tingkat Kota Banjar membawa pengakuan dari Pemerintah Kota Banjar.
Sri Martina Aristia, salah satu penari yang ikut terlibat sejak awal konseptualisasi tarian Badawang Kawung, menyatakan rasa bangganya karena dapat berkontribusi dalam seni budaya tari yang relatif baru ini. Ia berpendapat bahwa tidak semua desa atau kelurahan di Banjar memiliki tarian yang menjadi ciri khas daerahnya.
"Diharapkan pengakuan dari pemerintah kota bukanlah sekadar isapan jempol. Penting untuk mendorong perkembangan budaya daerah agar setiap daerah di Banjar dapat memiliki identitas seni budaya yang khas," ungkapnya.