Pada Senin, 25 Oktober 2021, Pondok Pesantren Agribisnis Bustanul Ulum, Dusun Cigadung, Desa Karyamukti, Kota Banjar, merayakan kesuksesan panen perdana melon Inthanon dan Wakatobi, hasil budidaya menggunakan teknik modern Green House. Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wali Kota dan Wakil, perwakilan BI Tasikmalaya, Kepala Bjb Banjar, Kapolres, Ketua PN, Perwakilan Kajari, Sekda, Pabung Kodim 0613 Ciamis, para Kepala Perangkat Daerah, Kades Karyamukti, dan Camat Pataruman.
Panen perdana ini menjadi buah hasil dari pengembangan budidaya melon dengan teknik modern Green House di Pondok Pesantren Bustanul Ulum. Dadan Nugraha, pengelola Green House, mengumumkan bahwa panen melon Inthanon dan Wakatobi mencapai lebih dari 1 ton, dengan berat rata-rata 1,5 kilogram per buah. Sebanyak 920 pohon melon yang berbuah dan telah mencapai usia 65 hari berkontribusi pada hasil panen ini.
Dalam uji coba, tingkat kemanisan buah melon mencapai 14 brix setelah 65 hari masa panen. Dadan menjelaskan bahwa melon tersebut akan dijual ke Pondok Pesantren Al-Ittifaq Bandung dan Superindo untuk dipasarkan. Dengan harga perkiraan sekitar Rp 30 ribu per kilogram, rencananya pemasaran melon akan terus dikembangkan.
Wali Kota Banjar, Hj Ade Uu Sukaesih, memberikan apresiasi tinggi terhadap keberhasilan budidaya melon di Pondok Pesantren Bustanul Ulum. Menurutnya, pengembangan teknologi modern ini bisa diterapkan di pesantren lain, menciptakan kemandirian ekonomi pondok pesantren dan kelompok tani di Banjar. Beliau berharap bahwa budidaya melon seperti ini akan menjadi langkah inovatif untuk mendukung ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Perwakilan BI Tasikmalaya, H. Darjana, menambahkan bahwa inovasi dalam pengembangan teknologi pertanian, seperti yang dilakukan Pondok Pesantren Bustanul Ulum, merupakan dukungan dari Bank Indonesia. Dengan teknologi ini, hama dapat diminimalisir, dan hasil pertanian menjadi lebih maksimal karena tidak terpengaruh oleh cuaca. Inovasi ini memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi pondok pesantren di wilayah Priangan Timur, dengan lebih dari seribu pondok pesantren yang bisa mendapatkan manfaat dari pendekatan pertanian modern ini.